Sabtu, Juni 20, 2009

Kelebihan dan Kekurangan Masing-masing Router

Routing Information Protocol (RIP)

Routed protocol digunakan untuk user traffic secara langsung. Routed protocol menyediakan informasi yang cukup dalam layer address jaringannya untuk melewatkan paket yang akan diteruskan dari satu host ke host yang lain berdasarkan alamatnya.

RIP merupakan salah satu protokol routing distance vector yang digunakan oleh ribuan jaringan di dunia. Hal ini dikarenakan RIP berdasarkan open standard dan mudah diimplementasikan. Tetapi RIP membutuhkan konsumsi daya yang tinggi dan memerlukan fitur router routing protokol. Dasar RIP diterangkan dalam RFC 1058, dengan karakteristik sebagai berikut:

• Routing protokol distance vector. Algoritma ini bekerja dengan menambahkan satu angka metrik kepada ruting apabila melewati satu gateway. Satu kali data melewati satu gateway maka angka metriknya bertambah satu ( atau dengan kata lain naik satu hop ),

• Metric berdasarkan pada jumlah lompatan (hop count) untuk pemilihan jalur,

• Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang, sehingga RIP tidak mungkin untuk diterapkan di sebuah AS yang besar. Selain itu RIP juga mempunyai kekurangan dalam hal network masking,

• Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.

1. RIP Versi 1

• Dokumen à RFC1058,

• RIP à routing vektor-jarak yang dimodifikasi dengan triggered update dan split horizon dengan poisonous reverse untuk meningkatkan kinerjanya,

• RIP à diperlukan supaya host dan router dapat bertukar informasi untuk menghitung rute dalam jaringan TCP/IP,

• Informasi yang dipertukarkan RIP berupa :

a. Host

b. Network

c. Subnet

d. Rutedefault

2. RIP Versi 2

• Enhancement dari RIP versi1 ditambah dengan beberapa kemampuan baru,

• Algoritma routing sama dengan RIP versi1,

• Bedanya terletak pada format dengan tambahan informasi yang dikirim,

• Kemampuan baru :

a. Tag à untuk rute eksternal,

b. Subnet mask,

c. Alamat hop berikutnya,

d. Autentikasi.

IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)

IGRP merupakan distance vector IGP. Routing distance vector mengukur jarak secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector. Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table routing dalam pesan routing update dengan interval waktu yang regular ke semua router tetangganya. Isi dari informasi routing adalah:

• Identifikasi tujuan baru,

• Mempelajari apabila terjadi kegagalan.

IGRP adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua jaringan dalam AS. Kunci desain jaringan IGRP adalah:

• Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek,

• Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda,

• Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.

Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua varibel atau yang disebut dengan composite metric. Variabel-variabel itu misalnya:

• Bandwidth

• Delay

• Load

• Reliability

IGRP yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector yang lain. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan routing protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga sangat mudah diimplementasikan, meskipun IGRP merupakan routing potokol yang lebih komplek dari RIP dan banyak faktor yang dapat digunakan untuk mencapai jalur terbaik dengan karakteristik sebagai berikut:

a. Protokol Routing Distance Vector,

b. Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan

reliability,

c. Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.

EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)


EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan karakteristik sebagai berikut:

a. Menggunakan protokol routing enhanced distance vector.

b. Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.

c. Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state.

d. Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur

terpendek.

EGP (Exterior Gateway Protocol)


Protokol ini mengumumkan ke AS lainnya tentang network yang berada di bawahnya. Pengumumannya kira-kira berbunyi : " Kalau hendak pergi ke AS nomor sekian dengan nomor network sekian, maka silahkan melewati saya" . Router utama menerima routing dari router-router AS yang lain tanpa mengevaluasinya. Maksudnya, rute untuk ke sebuah AS bisa jadi lebih dari satu rute dan EGP menerima semuanya tanpa mempertimbangkan rute terbaik.

OSPF (Open Shortest Path First)

OSPF merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari Open Shortest Path First. OSPF didesain oleh IETF ( Internet Engineering Task Force ) yang pada mulanya dikembangkan dari algoritma SPF ( Shortest Path First ). Hampir sama dengan IGRP yaitu pada tahun 80-an.

Pada awalnya RIP adalah routing protokol yang umum dipakai, namun ternyata untuk AS yang besar, RIP sudah tidak memadai lagi. OSPF diturunkan dari beberapa periset seperti Bolt, Beranek, Newmans. Protokol ini bersifat open yang berarti dapat diadopsi oleh siapa pun. OSPF dipublikasikan pada RFC nomor 1247. OSPF menggunakan protokol routing link-state, dengan karakteristik sebagai berikut:

a. Protokol routing link-state.

b. Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328.

c. Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah.

d. Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan.

e. OSPF adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam dinamik network struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari subnetwork.

f. OSPF lebih effisien daripada RIP.

g. Antara RIP dan OSPF menggunakan di dalam Autonomous System ( AS ).

h. Menggunakan protokol broadcast.